08 Mac 2008

Assalamu'alaikum w.b.t

di sini, ana nak bercakap mengenai sesuatu:

TAUHID memberikan ketenangan dan kedamaian di dalam jiwa manusia yang
beriman. Jiwa itu tidak akan dimasuki oleh tindakan kesewenangan yang
telah merasuki dan menguasai orang-orang musyrik. Dia menutup pintu ketakutan yang telah dibuka oleh manusia itu sendiri. Takut tentang rizki, ketakutan terhadap ajal, ketakutan terhadap diri sendiri, keluarga dan anak, ketakutan dari manusia lain,ketakutan dari jin, ketakutan dari kematian dan kebangkitan kembali setelah kematian.

Dalam kaitan itu Al Qur'an mengungkapkan sebuah dialog antara Nabi Ibrahim dengan kaumnya yang musyrik. Yaitu ketika mereka menakut-nakutinya dengan berhala-berhala dan tuhan-tuhan bathil, yang kemudian dijawab oleh Nabi Ibrahim as. dengan ucapan yang mengagumkan :

"Bagaimana aku takut kepada sembahan-sembahan yang kamu persekutukan
(dengan Allah), padahal kamu tidak takut mempersekutukan Allah dengan
sembahan-sembahan yang Allah sendiri tidak menurunkan hujjah kepadamu
untuk mempersekutukan-Nya. Maka manakah diantara dua golongan itu yang
lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?"
(QS. Al An'am : 81)

Kemudian Allah menjelaskan tentang siapa di antara dua golongan yang mendapat keamanan, yaitu "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. Al An'am : 82)

Keamanan yang didapati oleh orang-orang yang beriman itu memancar dari dalam jiwa mereka, bukan dari pengawalan polis. Itu adalah keamanan dunia. Sedangkan keamanan di akhirat akan lebih besar dan kekal. Karena mereka mengikhlaskan seluruh amal perbuatan untuk Allah dan tidak mengotori ketauhidan dengan noda-noda syirik.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Mas'ud ra. yang berkata :

Ketika turun ayat "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan
iman mereka dengan kezaliman", kami bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, siapakah di antara kami yang tidak menzalimi dirinya?"

Dijawab oleh baginda, "Bukan sebagaimana yang kamu katakan. Tidakkah kamu mendengar kata-kata Luqman kepada anaknya : "Hai anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah karena sesungguhnya syirik (mempersekutukan Allah) itu adalah kezaliman yang sangat besar." (QS. Luqman : 13).

Maka kalimat 'tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman', ialah karena mereka mengikhlaskan agama mereka hanya untuk Allah dan tidak menodai ketauhidannya dengan kemusyrikan.

Tiada ulasan: